Foto : Istimewa
INDOPOS.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan hingga Rabu siang (8/8/2018), setidaknya ada 84 ribu pengungsi pasca gempa yang mengguncang Lombok hari Minggu malam (5/8) lalu.
Selain itu hingga saat ini setidaknya sudah 105 orang meninggal dunia dan 236 orang menderita luka-luka. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Ia juga mengatakan, ada 21 desa yang masih terisolir dan masih diupayakan untuk ditembus tim SAR gabungan. 21 desa yang masih terisolir itu berada di kawasan Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur. dan di Lombok Barat.
"Masih ada beberapa masalah terutama di Lombok Utara ada desa yang masih terisolir. Selain itu, sampai saat ini belum semua masyarakat yang mengungsi mendapat bantuan," ujar Sutopo di Graha BNPB Jalan Pramuka Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Ia melanjutkan, desa yang masih terisolir di Lombok Utara adalah Desan Bayan Beleq, Desa Mumbul Sari, dan Desa Sambil Elen di Kecamatan Bayan, selain itu Desa Teniga dan Tegal Maja di Kecamatan Tanjung, serta Desa Tukak Bendu Santong dan Desa Salut di Kecamatan Kayangan.
Desa yang masih terisolir di Lombok Barat adalah Desa Mekar Sari, Desa Kekait, dan Desa Wadon yang kesemuanya di Kecamatan Gunung Sari. Sedangkan desa yang masih terisolir di Lombok Timur adalah Desa Obel-obel, Desa Belanting, Desa Dara Kunci, Desa Madayin, dan Desa Bagik Manis di Kecamatan Sambelia. Masih di Lombok Timur desa yang juga masih terisolir adalah Desa Sembalun Lawang, Desa Sembalun Timba Gading, Desa Sembalun Bumbung, Desa Bilok Petung, dan Desa Sajang yang kesemuanya berada di Kecamatan Sembalun.
Ditegaskan Sutopo, seluruh desa yang masih terisolir itu saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik berupa makanan, minuman, tenaga medis, obat-obatan, selimut, dan penerangan listrik.
"Mereka juga sangat memerlukan air bersih untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus). karena jaringan saluran PDAM hancur," tandas Sutopo. (jpg/ind)